Pembuatan IPAL Hotel – Penginapan Villa

Hotel dan penginapan lainnya seperti Villa merupakan jenis jaya yang menyediakan layanan penginapan dan juga menyediakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, pencucian/laundry dll bagi para pengunjungnya. Supaya hotel tetap dapat menjaga dan meningkatkan jumlah pengunjungnya, maka diperlukan pengelolaan lingkungan dengan baik termasuk dalam pengolahan limbah.

Untuk itulah sudah selayaknya dan menjadi kewajiban agar pihak hotel membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL Hotel ) agar lingkungan sekitar hotel tetap bersih dan terbebas dari pencemaran lingkungan. IPAL juga menjadi syarat penting untuk mendirikan hotel pada saat ini, jadi jika tanpa IPAL maka hotel akan sulit mendapat perizinan.

ipal hotel

Proses pengolahan limbah cair perhotelan

Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir, dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Setelah bak pengendapan, air selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan aliran dari bawah ke atas (up flow). Didalam kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media honeycomb. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, permukaan media honeycomb akan tumbuh lapisan film mikro organisme. Mikro organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap secara anaerob atau tanpa udara.

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Bak kontaktor atau Ipal biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi dan biofilter aerob. Di dalam ruang biofilter aerob ini juga ini diisi dengan media bioball. Setelah air limbah di aerasi atau dihembus dengan udara dialirkan ke tangki atau bak biofilter aerob sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar.

Selanjutnya, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke pipa khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.

ipalipal-stp-instalasi-air-limbah-perkantoran-komunal-tinja-wc-dusun-rusun-pabrik-industri-domestik sewage-treatment-plant-biotech-enviro-biofil-biotank-wwtp-wtp-water-treatment-anaerob-aerob

sewage-treatment-plant-biotech-enviro-biofil-biotank-wwtp-wtp-water-treatment-anaerob-aerob-ipal-spal